Kode ISO : ID-JK
Populasi : 9.607.787 jiwa
Kepadatan : 12978.59 jiwa/km2
Pembagian administratif : 1 kabupaten dan 5 kota, 78 kecamatan, 438 desa/kelurahan
Semboyan : Jaya Raya ("Jaya dan Agung")
Makanan Khas : Kerak telor
Pembagian administratif : 1 kabupaten dan 5 kota, 78 kecamatan, 438 desa/kelurahan
Semboyan : Jaya Raya ("Jaya dan Agung")
Makanan Khas : Kerak telor
Bahasa Daerah : Betawi
Lagu Daerah : Kicir-kicir, Jali-jali,
Surilang.
Jumlah Penduduk
Historical population
|
||
Tahun
|
Jumlah
Pend.
|
±%
|
1870
|
65.000
|
—
|
1875
|
99.100
|
+52.5%
|
1880
|
102.900
|
+3.8%
|
1890
|
105.100
|
+2.1%
|
1895
|
114.600
|
+9.0%
|
1901
|
115.900
|
+1.1%
|
1905
|
138.600
|
+19.6%
|
1918
|
234.700
|
+69.3%
|
1920
|
253.800
|
+8.1%
|
1925
|
290.400
|
+14.4%
|
1930
|
435.184
|
+49.9%
|
1940
|
533.000
|
+22.5%
|
1945
|
600.000
|
+12.6%
|
1950
|
1.733.600
|
+188.9%
|
1959
|
2.814.000
|
+62.3%
|
1961
|
2.906.533
|
+3.3%
|
1971
|
4.546.492
|
+56.4%
|
1980
|
6.503.449
|
+43.0%
|
1990
|
8.259.639
|
+27.0%
|
2000
|
8.384.853
|
+1.5%
|
2005
|
8.540.306
|
+1.9%
|
2010
|
9.607.787
|
+12.5%
|
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI
Jakarta, Jakarta Raya)
adalah ibu kota negara Indonesia.
Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.
Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527 1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942),
Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945)
dan Djakarta (1945-1972).
Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena
dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple)
di Indonesia.
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan:
6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah
metropolitan Jakarta (Jabotabek)
yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar
di Asia Tenggaraatau
urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta
merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan
perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga
pemerintahan dan kantor sekretariatASEAN. Jakarta dilayani
oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim
Perdanakusuma, serta satu pelabuhan
laut di Tanjung Priok.
Sejarah
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan
bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta
mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah wali kota ditingkatkan
menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi
gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter
tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden
Sukarno. Pada tahun 1961, status Jakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu
menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.
Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota,
penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja
kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun
penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas
menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran
Baru, Cempaka Putih,Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan.
Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai
kementerian dan institusi milik negara seperti Perum
Perumnas.
Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta
melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung
Karno, Masjid
Istiqlal, dan Monumen
Nasional. Pada masa ini pulaPoros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat
bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat
permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir
dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.
Laju perkembangan penduduk ini pernah coba
ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan
Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak
bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya.
Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang
terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan,
serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.
Pada Mei 1998, terjadi kerusuhan di
Jakarta yang memakan korban banyak etnis Tionghoa. Gedung
MPR/DPR diduduki oleh
para mahasiswa yang menginginkan reformasi.
Buntut kerusuhan ini adalah turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan.
Geografi
Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa,
di muara Ciliwung, Teluk Jakarta.
Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan
Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah
pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang
semuanya bermuara keTeluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah
Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta
berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan
Seribu merupakan
kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta.
Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.
Ekonomi
Jakarta merupakan kota dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini, lebih dari 70% uang negara
beredar di Jakarta. Perekonomian
Jakarta terutama ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri
kreatif, dan keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi
tempat perputaran uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua
kawasan ini masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan
sirkulasi ke seluruh Indonesia. Bahkan untuk barang tekstil dari Tanah Abang,
banyak pula yang menjadi komoditi ekspor. Sedangkan untuk sektor keuangan, yang
memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Jakarta adalah industri
perbankan dan pasar modal. Untuk industri pasar modal, pada bulan Mei 2013 Bursa Efek Indonesia tercatat sebagai bursa yang memberikan
keuntungan terbesar, setelah Bursa Efek
Tokyo. Pada bulan yang
sama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia telah mencapai USD 510,98 miliar
atau nomor dua tertinggi di kawasan ASEAN.
Pada tahun 2012, pendapatan per kapita
masyarakat Jakarta sebesar Rp 110,46 juta per tahun (USD 12,270). Sedangkan untuk kalangan menengah atas
dengan penghasilan Rp 240,62 juta per tahun (USD 26,735), mencapai 20% dari
jumlah penduduk. Di sini juga bermukim lebih dari separuh orang-orang kaya di
Indonesia dengan penghasilan minimal USD 100,000 per tahun. Kekayaan mereka
terutama ditopang oleh kenaikan harga saham serta properti yang cukup
signifikan. Saat ini Jakarta merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan harga
properti mewah yang tertinggi di dunia, yakni mencapai 38,1%. Selain hunian mewah, pertumbuhan
properti Jakarta juga ditopang oleh penjualan dan penyewaan ruang kantor. Pada
periode 2009-2012, pembangunan gedung-gedung pencakar langit (di atas 150
meter) di Jakarta mencapai 87,5%. Hal ini telah menempatkan Jakarta sebagai
salah satu kota dengan pertumbuhan pencakar langit tercepat di dunia. Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah
pencakar langit di Jakarta akan mencapai 250 unit. Dan pada saat itu Jakarta
telah memiliki gedung tertinggi di Asia Tenggara dengan ketinggian mencapai 638
meter (The Signature Tower).
Rumah Adat
Rumah tradisional khas Jakarta dinamakan Rumah Kebaya. Atapnya berbentuk
joglo suatu pertanda ada pengaruh bentuk rumah tradisonal Jawa. Begitu pula
pembagian ruangannya. Ada serambi depan yang disebut paseban. Tepi paseban
dipagari dengan pintu masuk di tengahnya. Pintu itu diberi ukiran dan tingginya
sekitar 80 cm. Sedangkan tepi atapnya diberi renda seperti kebaya. Paseban
berfungsi pula sebagai tempat ibadah.
Dinding-dinding rumah tradisional Jakarta (Betawi), terbuat dari
panil-panil yang dapat dibuka-buka dan digeser-geser ke tepi.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan ruangan yang lebih luas, bila suatu
waktu diadakan acara selamatan atau hajatan. Serambi depan dan serambi belakang
yang lepas terbuka, merupakan ciri khas pula dari rumah tradisional Jakarta
(Betawi).
Pakaian Adat
Pakaian adat pria Betawi (Jakarta) berupa tutup kepala (destar) dengan baju
jas yang menutup leher (jas tutup). Ia juga memakai celana panjang, kain batik
yang melingkar pada pinggang dan sebilah belati terselip di depan perut. Sedangkan
wanitanya memakai baju kebaya, selendang panjang serta kain yang dibatik.
Tari-tarian Daerah DKI
Jakarta
a.
Tari Topeng, merupakan sebuah tari
tradisoanl
b.
Tari Yapong, adalah tari persembahan
untuk menghormati tamu-tamu negara.
c.
Tari Serondeng, merupakan tari garapan
yang mengambil unsur-unsur gerak tari Wayang Betawi. Nama serondeng digunakan
sesuai dengan nama lagu yang dimainkan oleh Musik Ajeng Betawi yang mengiri
tarian ini.
d.
Tari Sembah adalah suatu tarian untuk
menyambut tamu dengan adat Betawi.
Senjata
Tradisional
Badik Merupakan salah satu senjata tradisional yang dikenal penduduk
Jakarta. Parang atau golok banyak digunakan oleh para pendekar. Sedangkan
senjata terkenal lainnya adalah keris, tombak, toya, cabang dan parang. Jalannya
sejarah sangat berpengaruh pula kepada keanekaragaman bentuk senjata
tradisional daerah Jakarta (Betawi). Senjata badik merupakan salah satu senjata
tradisioal penduduk Jakarta yang mendapat pengaruh dari Bugis. Toya dan trisula
(senjata tombak yang berujung tiga), merupakan pengaruh dari Cina, sedangkan
keris merupakan pengaruh dari Jawa.
Senjata tradisional lainnya adalah parang atau yang lebih dikenal dengan
golok. Golok mempunyai ukuran dan wilahan yang beragam pula. Ada yang bentuknya
pendek atau panjang dan ada pula yang tipis disamping yang tebal. Mata golok
tajam sebelah. Golok diselipkan di depan perut dan umumnya banyak dipakai oleh
para pendekar.
Suku
Suku dan marga yang terdapat di daerah Jakarta Raya adalah : Betawi, Orang Depok,
Orang Tugu, Cina, Arab, dan lain-lain.
Kode ISO : ID-SS
Populasi : 7.450.394 jiwa
Kepadatan : 86.96 jiwa/km2
Pembagian administratif : 15 kabupaten dan 5 kota, 212 kecamatan, 3.081 desa/kelurahan
Semboyan : Bersatu Teguh
Makanan khas : Pempek
Pembagian administratif : 15 kabupaten dan 5 kota, 212 kecamatan, 3.081 desa/kelurahan
Semboyan : Bersatu Teguh
Makanan khas : Pempek
Bahasa Daerah : Kubu,
Palembang, Rejang Lebong, dan lain-lain.
Lagu Daerah : Kabile-bile,
Tari Tanggai, Dek Sangke.
Jumlah Penduduk
Tahun
|
1971
|
1980
|
1990
|
2000
|
2003
|
2005
|
2010
|
Jumlah penduduk
|
2.930.830
|
3.975.904
|
5.492.993
|
6.210.800
|
6.503.918
|
6.782.339
|
7.450.394
|
Sumatera
Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera.
Provinsi ini beribukota di Palembang.
Secara geografis provinsi Sumatera Selatan berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat. Provinsi ini kaya akan
sumber daya alam, sepertiminyak bumi, gas alam dan batu bara.
Selain itu ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Palembang, telah terkenal sejak
dahulu karena menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki
tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi,
Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain.
Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut
memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat
beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal
jokjok, berengkes dan tempoyak.
Sejarah
Provinsi
Sumatera Selatan sejak berabad yang lalu dikenal juga dengan sebutan Bumi
Sriwijaya; pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat
kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan
terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di
Benua Afrika.
Sejak abad ke-13 sampai abad
ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini
pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara
terutama dari negeri China.
Pada awal abad
ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya
Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang. Ketika masih berjaya, kerajaan
Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.
Menurut Prasasti
Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama
Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi. Tanggal tersebut
kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.
Geografi
Provinsi
Sumatera Selatan secara geografis terletak antara 1 derajat sampai 4 derajat
Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan luas
daerah seluruhnya 87.017.41 km².
Batas batas
wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut : sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi
Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah
Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara
topografi, wilayah Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur tanahnya terdiri
dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa
tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan
dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin
bergunung-gunung. Disana terdapat bukti barisan yang membelah Sumatera Selatan
dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 - 1.200 meter dari
permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m),
Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m).
Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi Sumatera Selatan
mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari
Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai
yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai
Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi,
Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.
Secara
administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 11 (sebelas) Pemerintah
Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan palembang sebagai ibukota
provinsi. Pemerintah Kabupaten dan Kota membawahi Pemerintah Kecamatan dan Desa
/ Kelurahan, Provinsi Sumatera Selatan memiliki 11 Kabupaten, 4 Kotamadya, 212
Kecamatan, 354 Kelurahan, 2.589 Desa. Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi
Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dengan luas 16.905,32 Ha, diikuti oleh
Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah sebesar 14.477 Ha.
Berdasarkan
harga berlaku dengan migas, terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan cukup
besar terhadap PDRB. Pada tahun 2010, empat sektor yang memberikan sumbangan
terbesar adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor pertambangan
dan penggalian, sektor pertanian serta sektor perdagangan, Hotel dan Restoran.
Pada Tahun 2010 kontribusi masing-masing sektor diatas secara berurutan adalah
23,67%, 21,62%, 16,85%, 12,70%.
Sebagai salah
satu provinsi tujuan investasi, Provinsi Sumatera Selatan memiliki berbagai
sarana dan prasarana penunjang diantaranya adalah Bandara S.M. Badaruddin II
yang terdapat di Kota Palembang, Bandara Tanjung Enim di Kabupaten Muara Enim,
Bandara Banding Agung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan,
Pelabuhan Palembang yang terketak di Kota Palembang juga Pelabuhan Khusus Kerta
Pati di Kabupaten Muara Enim.
Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Selatan bernama Rumah Limas, Ia merupakan rumah
panggung, untuk tempat tinggal para bangasawan. Rumah Limas berjenjang lima
dengan bermakna Lima Emas, yaitu keagungan, rukun dan damai, sopan santun, aman
dan subur, kemudian makmur dan sejahtera. Pintu Gerbang Emas harus ada pada
setiap RUmah Limas.
Pakaian Adat
Pria Sumatera Selatan mamakai pakaian adat berupa mahkota , kalung bersusun
dengan baju yang khas. Ia juga memakai celana panjang dan kain songket pada
bagian tengah badan. Wanitanya memakai pakaian yang mirip dengan prianya, yaitu
bermahkota, kalung susun, pending dan gelang pada kedua belah tangan. Ia jua
memakai kain songket yang melingkar pada bagian tengah badan serta berkain
songket. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan.
|
Tari-tarian Daerah
Sumatera Selatan
a.
Tari Tanggai, merupakan sebuah tarian
dalam menyambut para tamu disertai upacara kebasaran adat.
b.
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri
yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan
melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.
c.
Tari Menyadap Karet, tari menggambarkan
canda-ria muda-mudi Sumatera Selatan selagi menyadap karet, yang tak jarang
menuntunmereka ke jenjang perkawinan. Tari yang diperkaya dengan unsur gerak
tradisi ini berkenan sebagai tari pergaulan yang menimbulkan suasana gembira.
Tari Tanggai
|
Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang terkenal di Sumatera Selatan adalah keris. Keris
situ ada yang berlekuk 7, 9 atau 13, yaitu dengan jumlah ganjil.
Selain keris ada pula senjata lainnya seperti tombak, pedang, dan badik.
Tombak Sumatera Selatan yang bermata tiga dinamakan trisula.
Tombak Trisula
|
Suku
Suku dan marga yang terdapat di Sumatera Selatan adalah: Komering,
Palembang, Pasemah, Semenda, Ranau Kisan, Ogan, Lematang, Rajang, Rawas, Kubu,
dan lain-lain.
Sumber :