Senin, 02 Oktober 2017

Review Produk Perusahaan IT



Sejarah teknologi dunia tidak lengkap tanpa berbicara perusahaan teknologi bernama Apple. Didirikan pada tahun 1976 oleh Steve Jobs dan Steve Wozniak, Apple hadir memberikan inovasinya pada bidang teknologi yang memberikan efek perubahan pada tataran kehidupan masyarakat.
Sedari awal Apple didirikan dengan dana yang minim. Steve Jobs dan Steve Wozniak mengaku tidak terlalu mempunyai banyak uang saat itu. Dengan kondisi seperti ini membuat mereka hanya bermodalkan motivasi dan ide. Kedua hal ini lah yang nantinya menjadi keunikan tersendiri bagi Apple ketika mereka merilis produk terbarunya. Di bawah asuhan langsung Steve Jobs sebagai CEO, Apple selalu merilis produk yang inovatif dan visioner. Dengan memakai pakem seperti itu membuat pendapatan Apple naik cukup tajam. Pada tahun 2014 tercatat Apple telah menjual 74.5 juta produk unggulan mereka, iPhone, selama 3 bulan yang berakhir pada 31 Desember. Iphone dapat terjual 34.000 pada satu jam setiap harinya. Dengan angka 74.5 juta, jumlahnya sama saja lebih dari jumlah keseluruhan penduduk Kerajaan Inggris.
Tren di atas jika berlanjut pada 3 kuartal selanjutnya, dapat lebih besar total GDP dari Hongkong. Salah satu yang utama adalah dukungan dari ekosistem yang solid dan pengalaman akan (user experience) yang baik pada setiap produknya. Namun jangan melupakan brand dari Apple sendiri. Brand Apple merepresentasikan apa yang dilihat pelanggan mereka terhadap Apple. Pelanggan merasa tidak masalah membayar produk Apple meskipun itu sangat tinggi.
Aspek lain diantaranya Apple selalu membuat produk tidak hanya canggih secara teknis namun juga sangat dibutuhkan dari sisi masyarakat. Ini yang membuat masyarakat sukar untuk tidak memberikan perhatiannya terhadap produk Apple.
Produk-produk yang diperkenalkan mereka selalu mudah digunakan. Meskipun itu di tangan user yang tergolong jarang memakai perangkat teknologi. Apple juga mempunyai disiplin riset yang tinggi. Pada setiap produk yang akan diluncurkannya, Apple akan melakukan trial and error kurang lebih 2 tahun sebelumnya produk diluncurkan. Sebagai contoh, produk mereka, iPhone yang diluncurkan pada Oktober 2012, sudah mulai dikerjakan pada kurun waktu 2010. Sama halnya dengan iPhone, produk mereka yang lain iPad juga yang luncurkan pada Maret tahun 2015 proses pengerjaannya dilakukan pada 2 tahun sebelunya. Dengan kurun waktu yang cukup lama, Apple memperhatikan dengan sangat sisi desain, software, komponen, dan lain sebagainya pada setiap produknya.
Sebenarnya yang paling penting dalam memahami fenomena naiknya pendapatan Apple adalah memperhatikan dari sisi business model-nya. Sebagai contoh ketika mereka meluncurkan iTunes, Apple tidak produk itu hanya sekadar menjadi media transfer dari MP3 ke iPods saja. Namun mereka menerapkan pola baru dalam dunia permusikan dunia. Mereka memposisikan iTunes seperti semacam library untuk musik-musik yang telah beredar. Otomatis jika publik ingin mengakses musik, ia mesti memakai iPods. Di titik ini sebagai model bisnis Apple berusaha membuat ekosistem yang baru yang belum ada sebelumnya.
Dengan cara-cara bisnis di atas, maka tak heran mengapa Apple selalu menempatkan ide dan motivasi dalam posisi terdepan. Mereka menyadari produk yang mereka luncurkan tidak bisa diposisikan hanya sebagai produk saja, tapi juga sebagai penanda berubahnya sebuah zaman teknologi. Dalam bukunya Fred Vogelstein menulis, “Iphone bukan sekedar telepon, melainkan komputer portable pertama yang muat di kantong, dipergunakan secara luas, dan dapat melakukan panggilan telepon. Berkat touchscreen-nya, iphone memiliki banyak fitur yang mustahil dikerjakan oleh telepon lain.”


Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar